5 Ongoing Art Exhibitions di Jakarta

Di era yang serba digital ini, ternyata masih banyak seniman yang memamerkan karya-karyanya secara langsung loh! Berikut 5 pameran seni yang menghadirkan karya berbagai seniman Indonesia dan luar negeri yang sekarang sedang dibuka untuk umum: 

1. Tension Attention

Contoh karya lukisan Rahayu yang dipamerkan di Artsphere Gallery

Tension Attention adalah solo exhibition berlokasi di Artsphere Gallery yang diadakan oleh pelukis Rahayu Retnaningrum. Rahayu memamerkan karya-karyanya hasil kontemplasi mendalam mengenai alam, baik yang masih mempertahankan keaslian dan kemurniannya, maupun alam yang mengalami perubahan seiring dengan kemajuan arsitektur modern. Rahayu dengan cermat menggabungkan kedua jenis lanskap alam tersebut sehingga dalam hasil karyanya terlihat keseimbangan antara elemen organik dan geometris serta unsur realis dan fantastis. Karya-karya Rahayu bukan hanya sekedar merepresentasikan keadaan alam dan arsitektur yang ada, melainkan menciptakan realitas baru yang lahir dari pengalaman, pemahaman, dan penafsiran yang sungguh-sungguh terhadap alam disekitarnya.

Artist: Rahayu Retnaningrum 

Opening: 18 Maret 2023

Public Viewing: 18 Maret – 18 April 2023

Jam Buka: 11:00-18:00 (Tanggal merah & hari Minggu tutup)

Harga Tiket: Gratis (tanpa perlu reservasi)

Lokasi: Artsphere Gallery, The Dharmawangsa Square Level 2 Unit 66, Jakarta

For more information: Artsphere Gallery

 

2. New Obsolescence: ADITYAVOVALI

Background biru pada Gallery Apple mengimitasi “blue screen death” ketika terdapat system error saat Novali sedang memindahkan material A/V dari teknologi rekaman zaman dulu, Betamax, ke platform digital yang digunakan zaman sekarang

New Obsolescence: ADITYAVOVALI adalah solo exhibition yang diadakan oleh pelukis asal Surakarta, Aditya Novali. Karya-karya dalam pameran ini adalah hasil temuan Novali ketika sedang menilik video dokumentasi yang diambil pada 17 Juni 1989 yang merekam penampilan solo wayang Novali di Istana Negara, bersama dengan 2 grup penampil lainnya. Bagian pertama dari judul pameran ini, yaitu ‘New Obsolescence’ merupakan dua kata yang bertentangan dimana sesuatu yang baru otomatis menjadi usang, sedangkan bagian kedua judul, ADITYAVOVALI, mengacu pada kesalahan penulisan nama Aditya Novali pada kredit pembuka video.

Video ini direkam menggunakan kaset Betamax dan dimulai dengan kredit pembuka yang menampilkan daftar penampil yang akan berada di atas panggung, yaitu paduan suara anak laki-laki Austria, dan seorang dalang cilik. Pembukaan pada video ini memperlihatkan bahwa sejak awal video saja, sudah terdapat dua kesalahan informasi, yang pertama adalah salah pengejaan nama Aditya Novali dan yang kedua adalah orkestra angklung yang tampil sebelum Novali tidak diberikan kredit pada pembukaan video. Kesalahan-kesalahan ini menyadarkan kita bahwa memori manusia kerap tidak presisi, kekeliruan ingatan akan masa lalu muncul dari waktu ke waktu dengan berbagai poin penting yang hilang. 

Peristiwa yang nyata menjadi samar-samar seperti layar biru kosong, garis, titik, dan gambar yang buram akibat kualitas resolusi rendah pita seluloid yang dipindahkan ke layar digital modern. Hal ini membuat apa yang sebenarnya terjadi menjadi tidak jelas, dan sang seniman membawa kita semua dalam perjalanan untuk mencari realita dibalik kesamaran ini dengan melihat setiap momen dari sudut pandang yang berbeda. Novali menghadirkan “Screenshots” dari rekaman film, termasuk kredit pembuka dan glitch, dalam bentuk sebuah lukisan yang dapat diputar(rotatable paintings) dimana pengunjung dapat memanipulasi orientasi gambar yang dilukisnya dan mencari tahu “realita” yang sebenarnya.

Artist: Aditya Novali

Opening: 11 Maret 2023

Public viewing: 15 Maret – 7 Mei 2023

Jam Buka

Rabu – Jumat, 13:00 – 19:00

Sabtu – Minggu, 11:00 – 19:00

Harga Tiket: Gratis (tanpa perlu reservasi)

Lokasi: Jalan Surabaya No.66, Gondangdia, Menteng, Jakarta 

For more information: Roh Projects

 

3. Kadang Kala

Karya-karya Kokok di RUBANAH Underground Hub

Butuh pemikiran dan kontemplasi mendalam untuk mengerti makna dan tujuan dari karya-karya seniman Kokok P. Sancoko. Pada pameran solonya yang ke-5 ini, Kokok banyak mempresentasikan jejala, yaitu alat bantu untuk menyusun dan mengatur objek pada tahap perencanaan diatas ruang gambar dua dimensi. Kokok menentang hirarki alat bantu tersebut dan menjadikan jejala sebuah karya itu sendiri, didukung dengan perkataannya: “Pada dasarnya, melukis adalah mengukur bidang.”

Kokok memulai karyanya dengan melapisi kanvas dengan cat minyak putih, menungggu cat tersebut kering, kemudian menggarisi bidang dengan pensil. Setelah grafit pensil melekat pada cat minyak, ia mewarnai setiap kotak jejala lapisan pertama dengan cat minyak putih, kemudian setelah cat tersebut kering, ia mengulang kerja membuat garis-garis jala. Proses ini dilakukan sampai 4-5 kali untuk menghadirkan bayang-bayang garis pensil yang sekarang hadir samar, seolah luwes, apa adanya, dan tanpa banyak upaya.

Artist: Kokok P. Sancoko

Opening: 8 April 2023

Public viewing: 8 April – 13 Mei 2023

Jam Buka: Selasa – Sabtu, 12:00 – 19:00 (Minggu, Senin, dan Tanggal merah tutup.

Tanggal 15 April – 2 Mei tutup karena libur lebaran)

Harga Tiket: Gratis (tanpa perlu reservasi)

Lokasi: Wisma GEHA — basement Jl. Timor 25 Gondangdia, Menteng, Jakarta

For more information: RUBANAH Underground Hub

 

4. Artina #2: Martajiva

Source: Instagram @artina_sarinah

Pameran Martajiva ini bertujuan untuk menggali dan memetakan spektrum tertentu dari ‘spiritualitas’ dalam praktik kesenian di Indonesia. Pada masa lalu, segala hasil kesenian sangat terikat pada ritual kepercayaan dan agama. Bisa dikatakan bahwa akar semua praktik kesenian adalah spiritualitas religius. Namun, pada masa sekarang, modernitas mendorong keterpisahan kesenian modern dengan agama dan spiritualitas. Kesenian modern adalah kesenian yang cenderung otonom, pragmatis, dan materialis, yang berarti kesenian hanya melayani kepentingan seni itu sendiri serta hanya mementingkan tampilan luar objek belaka. Dalam cara pandang yang baru ini, menikmati kesenian berarti soal menangkap apa yang dirasakan oleh indra kita, apa yang dapat didengar, diraba, disentuh, dicium, dan sebagainya. Pencarian yang lebih luhur dan mendalam atas makna dan tujuan kesenian itu sendiri menjadi tidak penting.

Matrajiva meyakini bahwa kesenian di Indonesia adalah manifestasi dari spiritualitas Nusantara yang unik, yang lahir karena proses pertukaran dan percampuran nilai-nilai dalam kehidupan masyarakatnya yang majemuk. Melalui pameran ini, sejumlah seniman menunjukan bagaimana religiositas mereka tidak pernah benar-benar berbenturan dengan nilai-nilai sekuler dan materialistik dalam seni modern. Karya-karya mereka justru menunjukan suatu fase ‘pemodernan’ dari seni religius. 

Sejumlah seniman mengambil manifestasi spiritualitas melalui kekaguman terhadap misteri alam, kemanusian, hasrat untuk memahami yang agung dan mistis, hingga pencarian makna dan tujuan hidup manusia. Matrajiva percaya bahwa ekspresi kesenian dalam wujud apapun selalu dapat memancing kesadaran spiritual dari para pemirsanya. Tergantung pada sejauh mana kita mau terbuka kepada pemahaman-pemahaman baru dan membiarkan jiwa kita berubah dengan mencari makna-makna terdalam dari segala sesuatu. 

Artists: A.D Pirous, Agnes Christina, Agung Kurniawan, Agus Suwage, Ahmad Sadali, Arahmaiani, Asmara Wreksono, Edward Hutabarat, Gregorius Sidharta Soegijo, I Made Somadita, Lintang Radittya, Monica Hapsari, Nadiah Bamadhaj, Natasha Tontey, Ni Nyoman Sani, Nyoman Nuarta, Rian Rizaldi, Riri Riza dan Mira Lesmana, Rubi Roesli, Samuel Indratma, Widayat, Yori Antar dan Rumah Asuh.

Opening: 4 Maret 2023

Public Viewing: 4 Maret – 31 Mei 2023

Jam Buka: Setiap hari 10:00 – 21:00

Harga Tiket: Rp 50.000 (tanpa perlu reservasi)

Lokasi: Gedung Sarinah Lantai 6

For more information: artina.id

 

5. Sua Kuasa Matra

The Insides of Envelope karya Hedwige Jacobs

Seiring berkembangnya kesenian kontemporer, narasi akan women empowerment juga semakin marak. Banyak wanita menggunakan kesenian untuk memprotes dan mempertanyakan norma-norma masyarakat dan untuk mengekspresikan pandangan mereka.

Sua Kuasa Matra menggali lebih dalam akan aspek-aspek penting yang hadir di karya-karya seniman wanita, dimana wanita dapat mengidentifikasi dengan kekuatan dan superioritas kesenian dalam bentuk sebuah karya. Pameran ini hadir sebagai wadah bagi seniman wanita untuk memamerkan karya-karyanya yang mengeksplorasi berbagai bentuk, warna, komposisi, hingga objek-objek semi-realistik. 

Artists: Citra Sasmita, Corinne de San Jose, Ella Wijt, Eun Vivian Lee, Franziska Fennert, Hedwige Jacobs, Ida Lawrence, Liew Mei Toong, Liling Liu, Luh’ De Gita, Meliantha, Sekarputi, Sinta Tantra, Syagini Ratna Wulan, Vanessa Jones, Yosefa Aulia, and Yuki Nakayama.

Opening: 18 Maret 2023

Public Viewing: 18 Maret – 1 Juni 2023

Jam buka: Selasa-Sabtu 11:00-18:00

Harga Tiket: Gratis (tanpa perlu reservasi)

Lokasi: ISA Art Gallery Wisma 64 – Kota BNI Jl. Jendral Sudirman Kav. I, Jakarta 

For more information: @isaart.id

 

Nah, itu dia lima pameran seni yang lagi berjalan di Jakarta. Buat lo yang lagi bingung weekend ini mau kemana, bisa banget berkunjung ke salah satu art exhibition diatas! Selain bisa menikmati karya-karya seni yang indah, lo juga bisa turut mendukung perkembangan seniman dalam negeri loh, Blistener.

 

 

Don’t forget to follow our social media for more information!

Instagram: @bvoice_radio 

Twitter: @bvoice_radio 

Facebook: BVoice Radio 

Line@: @jfn14361 

YouTube: BVoice Radio

 

(Writer: Ellena Ruth Wangsa / BVoice Radio)

 

More Like This