Apakah Membaca Buku Masih Relevan di Zaman Sekarang?

Selamat Hari Buku Nasional, Blistener! 

Sudah menjadi rahasia umum kalau minat baca di Indonesia sangat rendah dibandingkan negara-negara lain. Tapi kemudian muncul sebuah pertanyaan yang gue yakin sempat lo tanyakan pada diri sendiri: di jaman yang serba digital ini, apakah membaca buku masih menjadi sesuatu yang relevan? Kita bisa mendapat segala macam informasi hanya dengan menonton video di YouTube. Bahkan video-video edukasi dapat diakses dimana-mana; terdapat online course gratis dari platform-platform seperti Edx, Harvard, Coursera, Udemy, dan masih banyak lagi. Mentok-mentok, kalau memang buntu banget, kita selalu bisa nanya AI segala pertanyaan dan ia bisa memfilter dan kemudian memberikan jawaban yang paling sesuai.

Jadi balik lagi, apakah membaca buku masih relevan?

Jawabannya, ya. Kenapa? Karena sebuah buku adalah hasil pengalaman hidup seseorang di campur dengan research dan pengumpulan data oleh sang penulis, kemudian disusun sedemikian rupa hingga mencapai sebuah kesimpulan, yaitu buah pemikiran orang tersebut. Terdapat ‘depth’ dalam pemikiran yang nggak lo dapetin dari sebuah video. Seorang penulis bisa menghabiskan bertahun-tahun research pada satu topik yang kemudian ia tuangkan dalam satu buku. Sementara content creator harus membuat konten untuk minggu depan, sehingga mereka tidak punya waktu sebanyak itu untuk menilik lebih dalam konten yang ia bawakan. Ini adalah perbedaan utama sebuah buku dan konten video. Memang benar terdapat beberapa konten edukasi dimana pembicaranya telah menghabiskan bertahun-tahun mendalami suatu bidang(contoh: Andrew Huberman), dan memang benar lo bisa mendapatkan banyak ilmu dari podcastnya. Namun, konten-konten edukasi seperti itu tak ubahnya dengan pengajaran di ruang kelas. Lo mendapatkan informasi, tetapi informasi tersebut masih mentah dan belum diolah menjadi sebuah pemikiran baru. Sementara, dalam buku-buku non-fiksi, lo bisa mendapatkan ide-ide baru dan cara berpikir step-by-step yang menghasilkan ide tersebut. 

Lalu, kenapa AI tidak akan pernah mengalahkan buku? Karena yang AI lakukan adalah ia melihat segala informasi yang manusia miliki, kemudian ia menggabung-gabungkan informasi tersebut menjadi suatu essay atau suatu penjelasan yang koheren. AI tidak akan pernah menghasilkan ide baru atau menyumbang pemikiran seperti yang dilakukan manusia. 

Nah, itulah alasan kenapa lo wajib banget baca buku! Lo udah baca berapa buku di tahun 2023 ini, Blistener? Waduh, jangan-jangan belum sama sekali. Yuk, mulai membangun kebiasaan membaca!

 

Don’t forget to follow our social media for more information!

Instagram: @bvoice_radio 

Twitter: @bvoice_radio 

Facebook: BVoice Radio 

Line@: @jfn14361 

YouTube: BVoice Radio

 

(Writer: Ellena Ruth Wangsa / BVoice Radio)

More Like This